Sabtu, 07 Januari 2012

tradisi masjid agung palembang



di penghujung tahun 1980-an ketika penulis masih tinggal di kota ini. Masjid Agung SMB II ini memiliki tradisi yang cukup khas ketika sholat jum’at. Khatib yang akan menyampaikan Khutbah jum’at, akan masuk dari pintu utama masjid menjelang khutbah dilaksanakan. Beliau dikawal oleh beberapa pengawal dengan pakaian khas Palembang lengkap dengan tombaknya. Pengawal ini mengantar khatib hingga ke depan mimbar. Dari mihrab hingga ke pintu utama dibentangkan kain bewarna putih untuk laluan khatib dan pengawalnya. Area berkain putih ini tak boleh ditempati oleh jemaah sebelum khatib masuk ke dalam masjid. Boleh jadi tradisi tersebut merupakan tradisi dari masa sultan masih berkuasa di Palembang. Mengingat kedudukan sultan yang juga sebagai ulama.

Pertemuan Budaya. Timur dan Barat, Kuno dan Baru terlihat dari sudut ini.
Di bagian kanan bawah foto terlihat kotak amal kuno dari besi yang masih berfungsi.
Tradisi lain yang cukup khas adalah tradisi buka puasa. Setelah berbuka dengan makanan ringan dan segelas teh manis, dilanjutkan dengan sholat magrib berjamaah. Pengurus masjid menyiapkan makan malam dalam sebuah nampan besar lengkap dengan lauk pauknya. Tak ada piring dan tak ada sendok, satu nampan hidangan tersebut disiapkan untuk dinikmati oleh 5 atau 6 orang berkumpul mengelilingi nampan dan makan langsung disana saling berbagi nasi dan lauk pauknya. Tradisi khas yang memaksa jemaah untuk saling bersilaturrahmi dan mengenal satu sama lain nya dalam menikmati kebersamaan.

Menjelang magrib setiap hari sepanjang, ada pengajian anak anak yang diasuh oleh para guru terkemuka di masjid ini. Pengajian tersebut disiarkan langsung oleh RRI Palembang. Begitu selesai pengajian, baru kemudian diperdengarkan beduk dan azan Magrib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar